Sejarah Hantu: Alexa Wijaya (Mang Xiu) Part 1

Sore hari, saat aku membeli sate ayam didepan Gedung Bioskop Lama Tayu. Tak sengaja kurasakan kehadiran sosok yang kukenal. Karena begitu ramai, aku hanya duduk diam di kursi kayu panjang dan mencoba berkonsentrasi mencari sumber energi. Samar-samar kulihat sosok anak kecil melambaikan tangan dibalik pagar besi yang berkarat. Aku mencoba bersikap senormal mungkin dan tersenyum tipis sembari memainkan hp ku.
Septino Wibowo
Tak lama kemudian, pesananku sudah jadi. Dalam hati aku berkata, "Jika kau ingin berbicara denganku, datanglah malam ini".
Kemudian aku membayar sate dan pulang ke rumah menggunakan sepeda. Malam hari seperti biasa, sehabis makan aku membuka akun facebookku. Aku berharap dia datang malam ini, namun sampai jam 3 pagi aku menunggunya dan menghabiskan 3 film komedi dia tak kunjung datang. Aku tak bisa memanggilnya begitu saja. Yang kutakutkan yang lain ikut datang dan membuatku kualahan seperti dulu.

Hari berikutnya aku pagi-pagi buta bersepeda berkeliling menyegarkan otakku yang sedang kacau karena banyak hal yang membuatku stres belakangan ini. Terbesit dalam benakku untuk lewat Gedung Bioskop Lama itu, siapa tahu dia muncul lagi. Aku mengayuh sepedaku sampai ke jalan kecil banyak lubang menuju jalan Gedung itu. Setelah aku sampai didepan pagar, aku berhenti sebentar. Kulihat depan belakangku jalanan sangat sepi. Lampu jalan menerangi membuatku sedikit lebih tenang.

Sesaat aku membuka hpku dan melihat jam menunjukkan pukul 03:03. Ya, tak tahu kenapa ketika aku melihat jam selalu dengan angka yang sama. Mungkin tidak selalu tapi hampir setiap hari seperti itu. Kata temanku ada sesuatu yang belum aku tunjukkan dalam diriku dan berkaitan dengan angka jam. Aku masih bingung dan percaya tidak percaya karena aku tak tahu maksud dari temanku itu apa.

Setelah aku menge-ceck hp, aku melihat ke sekeliling gedung yang hanya terdengar suara burung dan monyet. Beberapa melihatku, seketika aku memalingkan wajah dan berpura-pura mengecek hp lagi. Walaupun begitu aku tahu mereka sudah paham jika ada orang yang dapat melihat mereka. Karena aku tak melihat sosok anak kecil itu lagi, aku segera naik ke sepedaku dan mengayuhnya sekencang mungkin.

Rasa takutku mulai muncul ketika sosok Pocong terlihat jelas dibalik pohon. Sial batinku. Aku mulai gemetaran hebat. Salah satu sosok yang paling aku takuti sejak kecil muncul lagi dan terlihat jelas didepanku. Syukurlah ada motor yang lewat dari arah belakangku. Dengan doa surat An nas dalam hati keberanianku mulai muncul kembali dan kucoba menaiki sepedaku lagi. Aku mulai mengayuh sepedaku sekuat tenaga.

Aku bisa merasakan sosok pocong itu terbang mengikutiku. Tak kupedulikan lagi, aku tetap mengayuh sepedaku sekuat tenaga secepat mungkin. Ketika sampai didepan rumah, keringatku bercucuran. ya, keringat dingin ini membasahi dahi dan sekujur tubuhku. Lagi-lagi aku gagal menemuinya. Kenapa dia menghilang begitu saja? Padahal dia yang lebih dulu menyapaku sore itu. Apakah aku hanya berhalusinasi karena mengingat masa kecilku dulu? Mungkin saja begitu.

Setelah mandi aku ketiduran sampai jam 1 siang. Kepalaku pusing sekali, rasanya berat untuk bangun. Perutku begitu keroncongan. Setelah aku makan, aku kembali berisirahat karena pusing dan masih ngantuk. Akhirnya aku ketiduran, dan dalam mimpiku aku bertemu dia, sosok yang dulu mengaku sebagai Alexa Wijaya.

Bersambung.....