Sejarah Hantu: Alexa Wijaya (Mang Xiu) Part 3

Waktu itu, aku iri melihat kalian yang bisa dengan senangnya bermain petak umpet bersama. Kau terlihat sangat ceria dan riang seperti tak memiliki beban hidup seperti anak kecil lainnya. Teman-temanmu, mereka juga terlihat sangat senang mengerjaimu yang jauh lebih muda dari mereka.

Waktu itu, aku menyembunyikanmu di dalam gedung. Tak satupun temanmu yang tahu begitu juga kau. Kau tak sadar berada dalam ilusiku, dan kau terus saja mencari teman-temanmu.

Mereka mencarimu sampai sore, bahkan mereka saling menyalahkan karena tak menemukanmu dan takut dimarahi orang tuamu, maksudku ibumu. Mereka anak-anak yang baik. *Dengan wajah murung Alexa menghampiriku, terlihat seperti menangis tanpa eluh*
Septino Wibowo
Mungkin kau berpikir aku jahat, tapi yang aku inginkan hanya bermain bersamamu. Aku begitu kesepian di bangunan tua itu. Tak ada satu pun diantara mereka yang mau berteman dan bermain denganku.

Pada saat kau kebingungan dimana letak sepedamu berada, akulah yang menyembunyikannya. Aku tak mau kau pergi. Tapi melihatmu menangis sesenggukan dan banyak orang yang khawatir, aku jadi sedih dan merasa begitu bersalah.

Ketika kau mencariku ke gedung tua itu, aku ingin sekali menyapamu, tapi aku takut kau marah padaku jika aku ceritakan semuanya dan kau menjauhiku. Kau begitu baik hati, sedangkan kita berada di dunia yang berbeda.

Kenapa kau tak bisa melihatku? Hahaha, ya. Aku punya kuasa dalam menunjukkan wujudku kepada siapapun. Jika aku tidak mau terlihat olehmu maka kau tak akan bisa melihatku sekalipun kau punya kemampuan aneh itu.

*Ketika ku bertanya tentang visual yg kudapat, Alexa diam kemudian berkata*
Aku takut, aku takut dia akan muncul lagi dan menghukumku. Dia seperti orang tuaku tapi dia bukan orang tuaku. Dia memaksaku untuk melakukan pekerjaan. Karena aku anak yang pintar berhitung, dia menyuruhku melakukan pekerjaan mesin uang di tokonya.

Tapi ketika ada uang yang hilang, aku yang disalahkan. Aku benar-benar tidak tahu siapa yang mengambil uang itu. Hanya saja aku yakin pencurinya dekat denganku. Tapi, aku tidak bisa berkata apapun kepada orang itu, karena dia terus memukulku, membuatku kesakitan sampai sesak nafasku. Aku mencoba berteriak, tapi mulutku hanya menganga.

Kau tahu rasanya mati? Aku pikir mati itu ketika aku dibuang dan diasuh olehnya dan dipukuli setiap hari. Dan aku seperti baru merasakan hidup ketika aku tak menghembuskan nafas lagi. *Alexa tersenyum padaku*

Sudah lama sekali aku ingin menyapamu, aku selalu melihatmu ketika kau berjalan melewati gedung itu sambil membawa tas besar, apa kau pindah? *Aku menjelaskan bahwa aku keluar kota untuk sekolah 4 tahun dan pulang 3 tahun lalu*

Kau berubah sangat banyak, aku iri denganmu. Kau bisa tumbuh begitu tinggi sedangkan aku masih sama seperti puluhan tahun lalu. Aku kira kau sudah melupakanku, tapi ternyata sifatmu yang baik hati selalu mengingat siapapun temanmu haha.

Aku pernah bertemu dengan Mahdi, sun dan noah. Aku mengenal mereka dari dulu bahkan sebelum kau lahir. Mereka selalu bersama nenekmu.Mereka begitu berisik dan lucu. Merekalah yang membujukku datang kesini untuk menemuimu. *Alexa menunjuk ke arah Mahdi si pipi gembul, Mahdi dengan gaya sok nya tersenyum lucu sekali*

Oh ya, maaf aku tidak bisa menceritakan banyak hal padamu karena aku tidak mengingat banyak hal ketika aku masih hidup dulu. Kurasa karena umurku yang masih kecil belum bisa menerima banyak hal, tapi ketahuilah aku ini dulu anak yang pintar sama sepertimu.

Hanya saja, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya ketika aku sedih ataupun senang sepertimu. Hehehe, Mahdi cerita banyak tentangmu. Jangan marah padanya, aku yang memintanya bercerita.

Aku rasa kau akan berubah lebih banyak setelah ini, karena kau telihat berbeda sekarang. Kau lebih tenang dan sabar, teruslah seperti itu. Aku yakin banyak orang membutuhkan bantuanmu untuk banyak hal.

Kau tak perlu mampir atau berhenti didepan gedung itu ketika mau mengunjungiku, aku saja yang kesini menemuimu. Aku takut dia yang datang dan mengusirmu. Jaga dirimu baik-baik. Aku yakin sekali kau bisa melewati masalah ini dengan baik.

Itulah percakapanmu dengan Alexa lewat mata batinku. Ketika aku membuka mata dia sudah tidak ada lagi. Memang terlalu kecil frekuansi dia untuk hadir dengan seutuhnya, apalagi dia terkekang di tempat itu entah sampai kapan. Tapi aku senang dia sudah mau jujur dan bercerita sedikit banyak tentang dirinya dan 'orang itu'.

Ringkasan percakapan ini kuterjemahkan kedalam bahasa indonesia agar kalian mudah memahaminya. Terima kasih banyak sudah mengikuti blogku dari tahun lalu sampai sekarang dan membuatku semakin lega bisa melepaskan sedikit bebanku melalui tulisan ini.


Aku berharap, dengan tulisan ini kalian menjadi tidak takut dengan 'mereka yang tak terlihat'. Karena mereka selalu mempunyai alasan tertentu untuk datang dan pergi serta berwujud berbeda-beda.
Tunggu cerita berikutnya di blog ini, maaf terlalu lama update nya karena banyak hal yang perlu dilakukan dan lagi masalah kesehatan jadi hal utama lambatnya update. Ku harap kalian bisa maklum.
Ingat, 'mereka' selalu ada disekitar kita. Septino Wibowo