Sejarah Hantu: Alexa Wijaya (Mang Xiu) Part 2

Dalam mimpi samar-samar kulihat lagi bentuk wajahnya yang sudah buram dalam ingatanku. Semakin aku mencoba melihatnya semakin buram visual yang kudapat. Entahlah, apakah dia mencoba menghindar dariku? Tapi kenapa? Hmm aku sangat penasaran.

Kucoba memanggil nama yang dia dulu sambutkan padaku. "Alexa!!, Aku tahu kau ada disana. Kemarilah dan bicara kepadaku. Aku sangat penasaran kenapa kau muncul lagi setelah sekian lama. Dan aku juga penasaran kenapa kau menghilang begitu saja. Tolong jawab aku"
Septino Wibowo
Suara tangisan terdengar dari kejauhan. Aku melangkah perlahan dan suara itu semakin terdengar. Sosok anak kecil berambut panjang sepundak berpipi chubi dan bermata sipit. Benar, itu dia. Pakaiannya sangat kumuh, banyak tanah dan pasir. Apa itu? Darah? Di bibir kirinya ada darah dan luka lebam. Kuperhatikan lagi banyak luka disekujur tubuhnya. Dia terus saja menangis meraung raung kesakitan. "Mamah!!" katanya sambil menutupi kepalanya. "Ampun Mahh!!" Dia berteriak seperti kesakitan sambil terus memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Aku mencoba melihat sosok didepannya, samar-samar mulai terlihat jelas ruangan kecil kumuh seperti gudang. Seorang wanita tua berambut panjang diikat bermata sipit memakai kaca mata memegang gagang sapu. "Anak kurang ajar, mau jadi bajingan kamu ha!!!" Suaranya lantang terdengar menggema, wanita itu mengayunkan gagang sapu itu kearah kepala anak kecil itu. Terus menerus tanpa henti. Anak itu menyerah sampai tersungkur ditanah. Meringis kesakitan dan terus menangis sampai tak keluar lagi suaranya. Mungkin dia terlalu menderita. Matanya terpejam rapat seperti takut untuk membukanya walaupun hanya sedetik saja.

Wanita tua itu terus memaki-maki dan tak hentinya memukul anak kecil itu dengan gagang sapu. Aku tak kuat lagi untuk melihat adegan itu, aku akhirnya terbangun dengan bercucuran air mata dan nafas memburu. Gambaran dalam mimpiku terlalu mengerikan. Bahkan aku tak pernah melihat film dengan adegan sekejam itu. Apakah wanita tua itu iblis? Jika dia ibunya, kenapa bisa sekejam itu. Aku tak kuat lagi, kuberanikan diri untuk memanggilnya ditengah malam. Aku tak peduli lagi jika yang lain ikut datang. Semoga Donita bisa mengusir mereka dari rumahku jika mengusikku yang mencoba berkomunikasi dengan Alexa.

Dalam hati, aku sudah memohon dan membatin padanya untuk datang. Kupejamkan mataku sejenak. Mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Sudah beberapa menit kucoba melakukannya, yang datang ternyata mereka yang tak diundang. Kubuka mataku, mencoba merasakan energi Alexa. Dari kejauhan aku merasakannya, hanya saja dia tak berani mendekat. Entah kenapa seperti itu. Kupejamkan lagi mataku, dan semakin jelas aku melihatnya dengan wajah murung dan sedih. Dalam batin, aku berkata, "Mendekatlah, aku ingin berbicara denganmu". Pelan-pelan dia menghampiriku, melewati mereka yang tak terlihat.

Setelah kubuka mataku, kurasakan kehadirannya duduk disampingku menundukkan wajahnya sambil terus menangis. Ok, dia sudah ada disini. Kusuruh Donita untuk mengusir yang lainnya pergi dari kamarku. Aku tak bisa menulis jika mereka terus membuat pendengaranku buntu. Setengah jam berlalu, kepalaku pusing sekali. Sosok Donita yang kuat tak mampu membendung mereka yang terus berdatangan. Kutunggu sampai mereka semua pergi, dan Alexa masih terus menangis tanpa keluar air mata.

"Maaf" katanya..
'Maaf kenapa' balasku dalam batin
"Maafkan aku waktu itu berbohong padamu tentang temanmu dan juga sepedamu" Katanya samar-samar dengan nada sedih khasnya
Aku berpikir sejenak, dan dia akhirnya menjelaskan semuanya. Semua tentang kejadian hari waktu aku dan teman-temanku petak umpet dan sepedaku. Tentang dirinya yang asli dan bagaimana dia seperti ini. Dan, akhirnya aku paham kenapa dia menghindar dan dia ingin aku selalu bermain dengannya waktu itu. Semuanya akan kulanjutkan di Part 3.
Septino Wibowo