Sejarah Hantu: Betty Mariam Part 1

"Kau tahu, setiap pagi aku suka sekali berlarian di jalan setapak dari batu bata itu. Walaupun sudah tak seperti dulu lagi, aku masih suka berjalan-jalan ataupun bernyanyi lagu ibu pertiwi berharap mereka mendengarku dengan suaraku yang aneh ini."

Betty menepuk-nepuk lututnya yang terlihat memar dan banyak luka cambukan.

"Aku tahu kau pasti menganggap dirimu aneh, karena kau dapat mendengar suaraku. Tapi kenapa pertama kali kau melihatku tidak terlihat takut?" Tanya Betty,
"Aku kira kau anak kecil biasa, aku bertanya pada semua temanku tentangmu dan ternyata mereka tidak ada yang kenal. Setelah saat itu... aku baru tahu bahwa kau adalah hantu." Jawabku polos, Betty tertawa cekikikan.
Septino Wibowo
"Apa kau mau berteman denganku? Aku tidak banyak teman seumuranku. Semua temanku rata-rata lebih tua dariku sehingga aku sering dimanfaatkan dan dibuat bahan lelucon."
Betty terlihat murung, kemudian melihatku dengan mata coklatnya yang kosong, "Kau pasti akan meninggalkanku seperti mereka. Kau akan terus tumbuh sementara aku masih terus seperti anak kecil. Selalu"

"Darimana asalmu Bet? Apa kau londo? Kau terlihat berbeda dari orang-orang sepertiku" Tanyaku, Betty menggelengkan kepalanya, "Aku sama sepertimu, aku anak dari ibu pertiwi dan tidak pernah menghianati tanah kelahiranku. Aku terlihat berbeda hanya karena nenekku londo, kau tahu hindia belanda sudah lama ditinggali oleh manusia keji seperti nenekku."

"Apa kau pernah bertemu dengan keluargamu?" Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang membuat Betty langsung pergi menghilang meninggalkanku 12 tahun yang lalu. Mungkin aku terlalu polos atau bodoh untuk menayakan hal yang terlalu sensitif seperti itu kepadanya yang 'masih belia'.

8 Bulan lalu aku teringat kejadian itu saat aku bermimpi bertemu dengan Betty. Aku tidak bisa tidur karena terus saja kepikiran dengan perkataanku yang aku katakan bertahun-tahun lalu padanya. Apakah dia semarah itu padaku. Kemana dia selama ini, kenapa dia datang ke mimpiku tadi malam. Dengan wajahnya yang riang, tapi juga dengan tatapan kosong. Apakah dia masih ada di SD ku dulu? Jarak SD dari rumahku sangatlah dekat, kenapa dia tak pernah mampir menemuiku seperti yang lainnya.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke SD di pagi buta sekitar sesaat sebelum subuh, mungkin sekitar jam 3 pagi. Aku sudah terlalu hafal dengan semua hantu di desaku, mereka juga mengenalku dan tak satupun menggangguku. Aku berjalan di jalan gang kecil yang sudah berubah tak sama dengan yang dulu. Sambil menyalakan senter hp ku, aku melihat banyak kuntilanak dan pocong di pohon belakang rumah penjaga SD. Mereka nampak penasaran kenapa aku berjalan sendirian. Aku hanya menyapa mereka dalam hati dan berkata 'permisi' pada mereka.

banyak sosok yang tak karuan bentuknya di sekitar sekolah tapi tak satupun mengganggu, mereka mengenalku sebagai anak kecil yang aneh. Anak kecil yang dulu sering bersembunyi di pohon dan belakang sekolah ketika ngambek. Yang aku tahu, aku sudah bisa membentuk dimensi diantara mereka yang berbentuk manusia tapi entah kenapa tak satupun muncul, hanya sosok-sosok tak berwujud manusia yang ada. Sosok kera besar datang menghampiriku di tempat parkiran sepeda, sosok itu bertanya ada apa. Aku menggelengkan kepala dan celingukan merasakan energi lain yang kukenal yaitu Betty.

Aku tak punya pilihan selain bertanya kepada kera penjaga itu, dimana sosok gadis kecil berponi dengan ekspresi riang. Kera itu kemudian pergi dan aku mengikutinya di depan kelas 4. "Apa dia masih disana?" aku bertanya, kera itu menangguk, "Tapi dia tak seperti dulu, dia pemurung dan suka mengganggu siapapun yang datang".

"Benarkah?, Ada apa dengannya?" Tanyaku lagi, "Itu karena kau menghilang selama 4 tahun ini" Jawab kera itu. Aku pun berbincang dengan sosok kera itu cukup lama dan melihat sosok gadis kecil mengintip dari jendela kelas sama seperti dulu. Subuh pun datang, mereka pergi menghilang, aku pun kembali ke rumah.

Dari perbincanganku dengan kera itu, Betty selalu menghampiri rumahku. Hanya saja aku tak melihatnya atau merasakan kehadirannya. Kera itu bilang Betty bisa membuat kehadirannya tak diketahui bahkan untuk orang sepertiku atau yang lainnya. Betty senang melihatku tertidur dan bernyanyi di kamar, tapi ketika aku pergi untuk melanjutkan sekolah di luar kota Betty merasa kesepian karena tak ada satupun sosok yang berbentuk manusia mau menerimanya. Dia dianggap mengganggu dan benci kepada kaumnya yang berkulit putih dan terlalu cinta desa tempat dia meninggal.

Betty hanya berbicara kepada kera penjaga dan bapa putih yang sering berkeliling desa. Itulah yang kudengar dari kera itu. Yang jelas Betty kesepian dan membuatnya berubah. Walaupun begitu aku tahu dia masih ingin melihatku karena dia sempat mengintip dari jendela kelas. Beberapa hari aku sering berkunjung kesana tapi Betty tak pernah menyapaku. Dia hanya berdiri dengan lesu di pojok ruangan kelas. Dengan wajah murungnya, membuatku merasa bersalah.

Aku memutuskan untuk tidak mengganggunya lagi, aku menjalani hari-hariku seperti biasa. Hingga pada tahun baru 6 bulan lalu, Betty datang dan terlihat sangat senang. Betty berceritanya banyak hal, termasuk tentang dirinya dan keluarganya.

Full story di part 2. Septino Wibowo