Cerita Horror Pohon Gede Belakang DPU

Halo guys, udah agak lama ya gk share artikel. Maaf karena beberapa hari belakangan lagi sakit. Alhamdulillah udah agak mendingan dan siap sharing lagi pengalaman horror lainnya buat kalian pembaca setia blog ini. Kali ini saya akan bercerita tentang kisah horror pohon gede belakang DPU di daerah saya.
Septino Wibowo
Kalo sekarang sih pohon ini udah gak seserem dulu. Walaupun begitu, auranya masih tetep ngeri buat saya. Bukan hanya itu, ada rumah kosong juga disamping DPU yang akan saya bahas di artikel selanjutnya karena di cerita kali ini saya akan fokus membahas horrornya pohon gede dibelakang DPU ini.

Cerita dimulai,
Masa SD,
Setiap hari sekolah pulang pagi saya manfaatkan untuk bermain dengan teman teman saya. Masa SD adalah basa emas untuk saya karena kebebasan dan kesenangan tanpa memikirkan beban hidup yang membelit sangatlah luar biasa rasanya. Masa dimana ketakutan saya naik turun seiring pengalaman horror yang sering terjadi kepada saya dan tidak bisa bercerita hal ini kepada siapapun dulu. Bukan karena takut dianggap gila tapi saya memang tidak bisa bercerita dengan lancar.

Mungkin hanya ada beberapa teman saya yang tahu tentang hal ini. Bukan cuma tahu, kata mereka juga pernah melihat hal aneh dan sosok mengerikan disana. Jadi, bukan saya saja yang melihatnya.

Hari sabtu dengan jadwal yang ringan dan pulang cepat. Saya berencana untuk jalan jalan ke suatu tempat untuk mencari tembaga didalam kabel kabel tak terpakai. Jaman dulu anak anak kecil sering sekali menjual rosok seperti tembaga telanjang, besi besi kecil, buku buku tak terpakai dan masih banyak lagi hanya untuk bermain di rentalan PS2. Saya termasuk anak anak tersebut karena keluarga saya yang memang dalam keadaan serba kekurangan dan saya pun tidak mau sering meminta uang jajan.

Pulang sekolah, saya bersama dua teman saya pun langsung bergegas pulang dan kami berkumpul di rumah saya. Kami menyiapkan masing masing satu kantong plastik hitam untuk wadah barang barang tak terpakai. Sasaran kami yang paling utama adalah belakang DPU karena disana banyak barang barang tak terpakai dibuang dan kami pun berjalan kesana dengan semangat. Jaraknya dari rumah saya tidak jauh, cuma hanya lurus saja kemudian ada pertigaan musholla desa belok kanan dan lurus terus melewati gereja dan rumah rumah tua tak berpenghuni sejak lama dan pohon gede dibelakang DPU.

Di perjalanan kami pun bercerita cerita tentang banyak hal tak terkecuali dengan mitos pohon gede belakang DPU dan juga rumah rumah tua kosonng. Teman saya mengatakan bahwa di rumah rumah tua kosong itu dulunya ada orang korban pemerkosaan yang meninggal, ada juga yang bilang rumah itu sudah sejak lama sekali ditinggal penghuninya dan menjadi sarang kuntilanak. Ada yang bilang juga rumah tua itu ada siluman siluman aneh yang kadang menampakkan diri dan bisa merubah wujud menjadi siapa saja.

Teman saya yang satunya menambahi bahwa di rumah rumah tua itu adalah tempat ritual memanggil jelangkung. Dan Pohon besar dibelakang DPU adalah tempat genderuwo dan wewe gombel, yang kata orang orang angker dan pernah ada anak hilang jaman 90an dan tidak ditemukan lagi. Mendengar berbagai kisah seperti itu tidak langsung membuat saya percaya cerita mereka. Saya berpikir kalo mereka sedang menakut nakuti saya karena saya yang paling kecil dan memang penakut. Saya pernah cerita kepada mereka ketika saya ke kamar mandi ada sosok aneh mengerikan dan saya menyuruh ibu saya untuk menemani saya kencing dan mereka tertawa terbahak bahak.

Saya sering melewati jalan dari gereja, rumah rumah tua dan pohon gede itu sampai ke jalan raya tanpa melihat apapun di siang hari. Jadi saya tidak percaya dengan cerita mereka yang saya yakini waktu itu mereka hanya mengarangnya. Kami pun melewati gereja yang disampingnya ada rumah tua yang banyak dedaunan kering dan pasir diteras rumah. Kemudian ada tegal/tanah kosong yang isinya pepohonan pisang yang sangat banyak dan disamping kiri ada rumah tua kosong juga. Saya penasaran ingin melihat isi rumah tua yang lebih tinggi itu tapi teman teman saya melarang saya dan kami pun terus berjalan menuju belakang DPU.

Kami pun berada dibawah pohon gede itu dan mulai mencari barang barang tak terpakai serta besi kecil kecil dan kabel kabel kecil dan mengambil tembaganya. Saya mulai membongkar bongkar rumunan kardus dan kawat yang berserakan yang berada tepat dibawah pohon gede. Teman teman saya mencari di sisi lain. Ketika saya membongkar bongkar barang tiba tiba saya merinding sendiri. Cuaca mendung entah kenapa tiba tiba datang, ya mungkin memang lagi musimnya sih. Tapi, ada hal janggal yaitu suara berisik teman saya yang tiba tiba lenyap entah kemana.

Saya waktu itu berpikir mereka pasti sedang bersembunyi dan akan mengerjai saya tapi setelah saya cari di segala tempat tidak ada juga. Kemudian saya melihat kearah jalan raya dan entah kenapa sepi sekali. Tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Toko dan rental PS2 milik orang cina juga tutup. Mendung mulai pekat, dan saya mulai ketakutan. Saya pun menengok ke belakang dan melihat pohon besar itu, dibalik pohon itu ada anak kecil berwajah buram tak jelas berwarna agak hitam sedang mengintip saya. Saya kira itu adalah teman saya dan saya pun berlari menghampirinya.

Ketika saya menghampiri pohon gede itu, tidak ada siapapun kecuali anak kucing kecil berwarna hitam yang berada di dahan pohon gede itu. Saya pun melihat agak keatas dan yang mengejutkan adalah anak kucing itu membesar dan berubah menjadi sosok yang sangat saya takuti yaitu genderuwo. Bulu lebat mata menyala dan gigi bertaring yang mengerikan itu membuat saya kaku tak bisa bergerak. Kemudian ada suara yang mengerikan seperti orang tercekik dan ternyata sosok kuntilanak yang sedang tertawa di dahan pohon yang satunya. Saya pun menangis karena ketakutan tapi air mata saya tidak keluar.

Kemudian saya mendengar suara teman teman saya memanggil saya dan saya pun tersadar tertidur di sebelah pohon gede itu. Ini sangat aneh, bagaimana saya bisa tertidur disana dan melihat kejadian di pohon gede itu begitu nyata. Lalu, saya melihat sosok bayangan hitam besar dibelakang teman saya. Saya pun menutup mata saya dengan kedua telapak tangan saya karena takut. Teman saya mulai panik dan bertanya ada dengan saya. Saya pun membuka mata lagi dan melihat wajah kuntilanak dengan mulut menganga tepat dipundak teman saya. Saya pun menjerit dan mulai gemetaran. Saya mencoba berdiri dan berjalan pulang karena takut. Teman teman saya pun mengikuti saya dari belakang dan teman saya yang satunya yang lebih tinggi dari saya merangkul saya.

Saya pun menceritakan hal itu di hari selanjutnya di sekolah kepada mereka dan membuat mereka terkejut dan beribah pucat. Kami pun mulai hari itu jarang sekali ke belakang DPU kecuali ada banyak anak dan ada anak anak yang lebih besar bersama kami. Walaupun begitu saya masih sering mimpi buruk tentang tempat itu, terbangun tengah malam karena bermimpi hal yang sama berulang kali bertemu sosok kuntilanak dan genderuwo itu. Kemudian saya pun bercerita hal itu kepada nenek karena hanya nenek yang paham dan mengerti hal ini. Nenek bilang bahwa genderuwo dan kuntilanak itu menyukai saya dan ingin saya bermain dengan mereka disana. Saya pun cemberut mendengar cerita nenek, nenek pun tertawa dan bilang bahwa dia akan mengusir dua sosok itu secepatnya.

Ok, mungkin cukup disini dulu ceritanya karena ada sambungannya di artikel selanjutnya. Semoga cerita diatas bisa menghibur kalian semua. Tentang pohon gede dibelakang DPU yang sekarang sudah tidak terlalu seram karena pohon itu sudah beberapa kali ditebang dan tumbuh lagi dengan cepat. Walaupun pernah ditebang sosok aneh lainnya masih berada disana setap kali saya membuang sampah disana ada sosok yang melambai tangan kearah saya. Saya tidak mengenali sosok itu dan dia bukan sosok kunti tapi sosok nenek tua bungkuk bersama dua anak kecil. Akhir kata, 'mereka' sangat suka dengan anak kecil, apalagi yang 'berbeda'. Septino Wibowo