Astral Projection: Melihat 'Mereka' Yang Bersembunyi

Halo guys, kali ini saya akan berbagi cerita pengalaman Astral Projection saya yang ke sekian kalinya. Tapi yang saya bahas kali ini berbeda karena saya membahas hal lain didalam astral projection itu sendiri. Tahukah kalian jika kepekaan orang orang yang 'berbeda' itu tidak cukup untuk melihat semua jenis makhluk astral? Nah kita bahas disini ya.
Septino Wibowo
Saya memang sering bertemu 'mereka', kadang sampai berdialog dan bercerita bahkan ada yang menjadi teman. Tapi, dibalik semua itu, tidak semua dari 'mereka' bisa terlihat oleh saya. Karena, ada diantara mereka yang bersembunyi untuk menghantui, bersuara untuk menakuti, dan meneror untuk mengancam. Kenapa saya buat artikel ini karena saya pernah mengalaminya dan itu merupakan hal gila yang mengerikan.

Banyak orang bilang, makhluk astral yang jahat dijuluki setan atau iblis. Dan mungkin itu julukan yang cocok untuk 'mereka' para mengganggu. Mungkin bukan hanya saya yang mengalami ini, mungkin juga kamu yang membaca artikel ini juga pernah mengalaminya. Hal yang membuat orang berpikir berkali kali untuk membuka mata batin, melihat mereka yang tak terlihat dan mencoba berinteraksi.

16 Oktober 2017,
Hari itu saya pergi ke Lasem, Rembang Jawa Tengah untuk sekedar mampir ke rumah bude dan jalan jalan ke gunung seperti biasa. Saya memang senang sendirian ketika bepergian, selain tidak menghambat waktu juga bisa lebih leluasa ke tempat yang hendak ingin dituju. Pagi hari jam 5 setelah sholat subuh saya langsung tancap gas ke Lasem. Perjalanan saya tempuh kurang lebih satu jam lima belas menit. Ketika sudah berada di rumah bude, bude juga langsung menyambut saya karena saya sudah memberitahunya sebelumnya. Di rumah bude ternyata sepi, hanya ada bude saja. Mungkin karena sepupu saya Ulfa sudah menikah dan sepupu saya yang satunya lagi Qori' belum pulang kuliah.

Sarapan yang luar biasa seperti biasa dihidangkan bude. Bude memang suka memasak apalagi kalo ada tamu pasti dijamu dengan sangat baik. Setelah saya sarapan, bude pun bertanya kenapa tiba tiba saya ingin kemari. Saya hanya iseng jawab jalan jalan ke gunung. Bude pun tersenyum karena sudah tahu kebiasaan saya dari dulu traveling, jalan jalan dan hal yang berbau alam. Saya izin pamit pergi ke gunung sendirian. Awalnya bude melarang saya pergi sendirian tapi setelah saya jelaskan bahwa saya sering naik gunung sendirian beliau akhirnya mengerti. Tidak lupa bude membawakan makanan dan cemilan lainnya yang memenuhi isi tas saya yang tidak seberapa besar.

Saya pun mendaki gunung dengan cepat, hanya beberapa puluh menit sudah sampai di puncak karena memang tidak terlalu tinggi dan rutenya juga sudah beraspal. Di puncak gunung, saya melihat beberapa orang saja dan satu orang bermeditasi. Tujuan saya hanyalah ingin melihat hijaunya pepohonan dan menetralkan pikiran. Setelah itu, saya pun membuka tas dan memakan makanan dari bude dan es buah yang sudah dibuat bude didalam botol minum besar, hadeh tambah gemuk nih hehe.

Setelah makan saya pun beristirahat sejenak di puncak gunung sambil melihat beberapa pasangan sedang berfoto ria, sayangnya smartphone saya tak berfungsi dengan baik hmm. Saya pun akhirnya turun lagi ke bawah dan balik ke rumah bude untuk berpamitan pulang karena hari juga sudah menjelang sore. Tidak ada hal aneh yang muncul dari awal perjalanan sampai pulang ke rumah. Tapi hanya ada hal janggal yang tidak biasa yang saya rasakan yaitu hawa panas dalam tubuh saya meningkat drastis.

Malam hari, saya berkeringat sangat banyak sampai kaos saya basah oleh keringat. Saya pun migren sedikit kemudian mencoba untuk berdiri dan mandi karena rasanya sangat lengket. Setelah mandi saya pun merasa sangat lelah kemudian duduk sebentar sambil mengeringkan rambut dengan kipas angin. Tiba tiba ada suara berbisik yang sangat berisik di telinga dan juga suara ngiangan "ngiiiiiiiing" bergedung membuat telinga saya sakit. saya pun mengucek ucek telinga dan membersihkannya. seelah itu suara suara itu sudah lenyap. Beberapa saat kemudian suara suara aneh seperti bisikan tidak jelas muncul lagi membuat kepala saya migren lagi. Saya tidak melihat siapapun di ruangan kamar saya bahkan 'teman kecil' saya dan para penjaga hilang entah kemana. Ini rasanya seperti tidak bisa melihat 'mereka' tapi bisa merasakannya dengan sangat jelas. Saya pun berjalan ke ruang tamu dan bertanya kepada 'penghuni ruang tamu' dimana 'teman kecil saya dan para raden dan kanjeng saya'. Dia hanya menggeleng kepala dan terlihat terkejut dan pergi menghilang. Saya pun melihat ke sekitar saya, tidak ada siapapun.

Saya pun kembali ke kamar dan berbaring di kursi sofa dan akhirnya tertidur. Dalam tidur saya, saya melihat beberapa hal janggal seperti beberapa sosok aneh berwarna hitam dan melayang. Saya berada di tengah hutan dengan pohon pohon yang jauh tinggi menjulang. Kabut kabut mulai menyebar membuat buta pandangan saya. Saya pun terbangun lagi, dan suhu tubuh saya bertambah tinggi. Saya pun membeli obat demam dan meminumnya. Saya menjadi kesulitan beraktivitas seperti biasa, bahkan untuk makan saja rasanya tidak enak sama sekali. Ketika saya paksakan untuk makan, beberapa saat setelah makan saya muntah muntah. Akhirnya saya beristirahat lagi.

Ketika saya bermimpi saya pun mengalami mimpi yang sama persis seperti sebelumnya, tapi kali ini sosok hitam itu terlihat lebih besar. Hal ini terjadi selama tiga hari. Saya pun tidak sanggup lagi, saya pun menjalani ruqyah. Dari terapi tersebut kata ustad ada jin yang jumlahnya sangat banyak hinggap dan akhirnya keluar. Saya pun bernafas lega, malamnya saya tidur nyenyak sekali. Keesokan harinya saya pun berolahraga dan menjalani rutinitas saya menulis. Saya pun merasa sangat lelah karena terlalu banyak menggunakan tangan dan otak saya untuk beraktivitas hari itu. Kemudian saya duduk santai di sofa biasa tempat saya duduk sambil mengetik tulisan saya. Saya pun terlelap dan mengalami astral projection secara tidak sengaja. Dengan mudahnya ruh saya keluar dari tubuh saya, dan.... saya melihat sosok hitam dalam mimpi saya yang berada disampng tubuh saya menatap saya tajam

Ternyata sosok itu belum hilang sepenuhnya, dan yang paling mengherankan adalah dari sekian banyak makhluk astral yang saya lihat di sekitar saya dia belum pernah saya lihat dan tidak bisa saya lihat dengan sengaja ketika saya sadar. Kata Kanjeng saya memang kemampuan saya tidak bisa melihat semua makhluk astral dengan tingkatan tertentu. Saya pun terkejut melihat makhluk itu memeluk tubuh saya seperti menempel atau semacamnya susah dijelaskan dengan kata kata. Makhluk itu kemudian membuka rahangnya lebar lebar dan berteriak kearah saya. Saya sedikit terkejut tapi tidak merasa takut. Kemudian saya bertanya kepada makhluk itu seperti biasa seperti bertanya dengan pikiran tanpa membuka mulut saya. Makhluk itu tidak menjawab dan masih melihat saya dengan mata melotot. Saya heran kenapa di dunia saya dia tidak berani menampakan diri dan di dunia nya dia menampakkan diri dan juga berani menampakkan wajahnya.

Biasanya makhluk makhluk seperti makhluk ini tidak mau menampakkan wajahnya tapi kali ini dia dengan sangat berani menampakkan wajahnya. Setelah itu saya mencoba memanggil teman teman kecil saya, Noah akhirnya datang dengan wajah ketakutan. Dia berbisik "Dia jahat, dari jaman kami, dia jahat, dia hampir mengambil jamilah" (Jamilah adalah nama nenek saya). Akhirnya saya paham, makhluk ini adalah makhluk penghisap ruh dengan wajah jelek untuk menakut nakuti orang tapi sayangnya tidak bagi saya. Saya sudah bertemu dengan makhluk yang jauh lebih mengerikan dari dia, bagi saya mengerikan adalah sosok yang hanya dengan sebagian tubuh atau hanya potongan tubuh saja dan berdarah darah. Tapi kalo sosok aneh yang jelek bagi saya tidak seram tapi menjijikkan.

Saya pun menyuruhnya untuk pergi meninggalkan tubuh saya dan kembali ke tempatnya berasal. Makhluk itu hanya diam tapi perlahan genggamannya ke tubuh saya memudar. Dia melihat kearah Noah yang bersembunyi dibalik tubuh saya dengan ketakutan menggenggam tangan saya erat. Sosok itu pun kemudian memudar seperti asap. Saya akhirnya kembali ke tubuh saya dengan susah payah memerintahkan diri saya sendiri untuk kembali.

Setelah saya sadar, Noah, Mahdi dan Sun akhirnya muncul kembali dan juga para Raden dan Kanjeng atau penjaga saya. Mereka tersenyum dan bersalam ala jawa. Mahdi pun bercerita bahwa makhluk tadi sudah ada dari jamannya. Makhluk itu yang sering mengambil anak kecil ditengah hutan. Makhluk itu juga punya kemampuan sirep dan pembentur energi sehingga saya tidak melihat banyak 'sosok' dan para penjaga serta Mahdi cs. Makhluk itu seperti parasit yang menempel. Itulah sebabnya saya tidak bisa melihat Mahdi cs dan para penjaga saya beberapa hari ini. Penghuni ruang tamu yang kuat saja ketakutan melihat makhluk ini. Tapi alhamdulillah sepertinya makhluk itu tidak berani muncul lagi. Hari minggu pagi saya merasa hidup kembali karena rasa sakit saya beberapa hari sudah sembuh.

Dari hal ini saya belahar bahwa tidak akan pergi sendirian lagi ke tempat yang 'ngeri' seperti gunung. Apalagi aura saya yang menarik perhatian 'mereka'. Semuanya menjadi pelajaran berharga untuk saya. Semoga makhluk itu sudah kembali ke tempatnya dan tidak datang lagi.

Ok mungkin cukup disini dulu ceritanya, semoga cerita diatas dapat menghibur dan menjadi pelajaran bagi kita semua. Ingat, ada sebagian dari 'mereka' yang berbahaya. Septino Wibowo