Pengalaman 3 Malam Diganggu Genderuwo

Halo guys, Kali ini saya akan berbagi cerita tentang terusiknya saya oleh Genderuwo. Makhluk satu ini memang benar benar mengganggu, terutama ketika sudah mendapat sarangnya sendiri. Sebenarnya sudah beberapa kali saya bercerita tentang si buruk rupa ini, tapi kali ini memang gangguan yang sangat membuat saya tidak nyaman. Hal ini terjadi ketika saya masih duduk dibangku SMK.
Septino Wibowo
Kalian mungkin banyak yang sudah mengalami ini dan muak. Saya yakin orang biasa pun pernah melihat wujud buruk rupa ini. Salah satu jin tingkat 5 yang menyebalkan. Kadang menjahili mangsanya lewat kegaduhannya membunyikan sesuatu, bahkan sampai merubah wujudnya menjadi manusia semaunya.

Cerita dimulai, 2015
Cerita ini dimulai setelah saya sudah mengakhiri masa kos saya dan kembali ke Panti. Di panti pun saya dipersulit dengan beberapa tes untuk menguji saya bisa bertahan di panti atau tidak. Sebenarnya saya cukup muak dengan keadaan ini dan sudah tidak ada keinginan untuk melanjutkan study saya yang sebentar lagi akan menghadapi berbagai ujian di Sekolah. Jika saya boleh memilih, saya lebih baik tidak pernah mau berada di panti itu dan bekerja semampu saya untuk bersekolah dengan uang saya sendiri.

Hidup dengan banyak peraturan dan terkekang itu pahit, tapi saya mencoba bertahan demi ibu saya dan karena kasian melihat mbak saya. Saya dari dulu menjadi beban keluarga dan saya tidak ingin memberatkan mereka. Tak banyak yang bisa saya lakukan, karena stres berat dengan keadaan saya pun hanya menurut dan mencoba bersabar sekuat mungkin dan membuatnya senyaman mungkin dengan menggunakan kepribadian humoris saya. Tak sulit untuk berbaur kembali dengan anak panti, karena mereka semua sudah kenal dengan saya yang suka bercanda dan melanggar peraturan. Yang mereka tidak ketahui hanya sisi kepribadian saya yang sangat serius dan pendiam yang tidak pernah saya tunjukkan kepada mereka.

Saya tidak ingin orang orang berpandangan saya orang yang tidak bisa berbaur, maka saya pun memulai langkah untuk sekuat mungkin menjadi Septino yang humoris. Banyak teman, adek kelas, dan juga sahabat yang bersama saya membuat saya merasa lebih baik walaupun saya masih merasa terganggu dengan satu pengasuh, tapi saya selalu berperilaku baik padanya walaupun dibelakang masih sering menggunjingnya hehe. Percaya atau tidak, semua anak panti tidak suka dengan satu pengasuh itu, semuanya membicarakannya, bukan hal baik atau penghargaan yang dimilikinya tapi karena perilakunya yang sering ambigu, tidak patut ditiru, setiap perkataannya tidak bisa dicerna logika dengan mudah karena memang berputar putar dan selalu pada satu masalah dari dulu. Hal ini yang membuat anak anak malas dan menganggapnya mungkin tak pantas jadi pengasuh karena tingkah lakunya yang sering emosional dan terlihat labil di umurnya yang sudah 'tua'.

Ok kembali ke cerita, ketika saya kembali di panti. Sepupu saya Bayu dan teman saya Anwar justru malah hendak meninggalkan panti dan memutuskan keluar. Ya memang siapa yang tahan disini dengan 'orang itu'. Geng anak anak pemberontak yang biasanya kami bertiga pun hanya tinggal saya. Dan saya pun sudah menebak saya akan dipersulit disini dengan peraturan dan perlakuan berbeda dan memang benar. Ok, saya terima permainan ini dan saya mencoba bersabar dan terus berdo'a agar bisa bertahan sampai lulus nanti. Saya tinggal di asrama yang berbeda, jika teman teman saya di asrama semuanya, saya berada di kamar bekas Bu Lek saya karena dulu Bu Lek saya pernah bekerja menjadi juru masak di Panti ini dan keluar juga karena 'orang itu'.

Kesan pertama kamar yang saya tempati adalah, aura hitam yang tidak menyenangkan. Tempat yang saya tempati bukan tempat yang nyaman untuk ditinggali sendiri. Ada dua kamar mandi yang dari dulu saya tidak suka, dipojokan kamar mandi ada sosok hitam yang tidak menampakkan diri dengan smepurna tapi terkesan tidak ramah. Walaupun begitu, saya mencoba berpikir positif.

Hari pertama, saya mulai menata kamar dengan baik dan merasa sangat lelah karena aktivtas sekolah juga masih terus digenjot bnyak praktek untuk persiapan ujian praktek. Saya pun ketiduran setelah makan malam dan bangun tengah malam. Saya mendengar beberapa suara yang aneh. Seperti orang sedang berbisik bisik dengan orang lain. Saya kemudian membuka pintu kamar kemudian menghidupkan kamar dapur, sosok hitam hinggap ditembok lemari besar tempat penyimpanan peralatan masak lama. Tak jelas wujudnya tapi begitu besar. Saya pun mematikan lampu dan kembali tidur, tapi tiba tiba malah ingin BAB.

Saya keluar kamar lagi dan menghidupkan lampu dan membuka pintu dapur. Lampu kamar mandi tidak ada? terpksa bergelap gelapan dah. Suara itu datang lagi, saya pun melihat sekeliling cuma terlihat aura aura saja. Diterangi sinar rembulan saya sedikit bisa melihat gayung dan segera menyelesaikan tugas alam saya. Setelah selesai BAB, saya pun hendak kembali ke kamar tapi taraaaa. Sosok Genderuwo menampakkan dirinya dengan sempurna di depan pintu. Reaksi pertama saya? Kaget pasti dan baunya yang seperti telur busuk membuat saya ingin muntah. Saya pun permisi dan segera masuk ke kamar.

Hari kedua diganggu, sekitar beberapa hari setelah hari itu, karena saya terlalu gerah dan kipas kamar malah membuat badan saya terasa lengket. Saya pun hendak mandi. Handuk yang berada di tempat jemuran membuat saya agak malas mengambilnya tapi tetap saja saya ambil. Ketika hendak mengambil handuk, dipojokan tempat bak pompa air sosok Genderuwo datang lagi tapi dengan ukuran yang lebih kecil menatap saya seperti mengejek. Saya pun mengabaikannya karena ngantuk dan ke kamar mandi 5 yang letaknya diengah berjejeran dengan kamar mandi lainnya yang airnya bersih dan yang paling penting ada pencahayaan. Setelah mandi saya kembali ke kamar, tapi ketika saya kembali di dapur entah kenapa lampu mati. Mungkin pengasuh yang mematikannya jadi saya tenang saja. Ketika masuk kamar, si kecil hitam itu berada disamping kasur duduk manis. Saya pun mengusirnya dan menyuruhnya pergi.

Hari ketiga yang paling menganggu, hari itu tepat hari malam jum'at. Saya sangat ingat hehe, setelah aktivitas semuanya selesai, saya pun hendak mencuci baju saya. selama satu jam lebih saya mencuci karena memang banyak sekali cucian saya. Saya memang dikenal suka mencuci lansung dengan jumlah super karena saya malas untuk mencuci sedikit sedikit setiap hari hehe. Selama saya mencuci ada yang mengawasi saya. Di kamar mandi sebelah ada adek kelas juga yang mencuci jadi saya tidak memperhatikan sosok yang memantau saya karena saya tidak mau membuat adek kelas saya ketakutan jika tau sosok mengerikan itu. Setelah mencuci saya pun menjemurnya malam malam dengan cahaya terang bulan sudah cukup untuk saya. Setelah mencuci saya pun pergi ke kamar untuk rebahan dan berangin angin ria karena keringat yang sudah mengalir deras. Beberapa saat kemudian ada suara tawa orang dewasa yang menggelegar, suara piring piring yang seperti digesek gesek juga papan yang diketuk ketuk. Saya pun keluar kamar dan melihat dapur yang masih berantakan tapi tidak ada satu piringpun yang ada dan juga sosok apapun yang menampakkan wujud. Setelah itu saya berbalik arah dan jeng jeng jeng, 3 sosok Genderuwo berhasil mengagetkan saya. Saya pun sampai sedikit berteriak karena terkejut, saya pun mengambil mp3 saya kemudian ke asrama bersama adik adik kelas saya karena saya tahu jika mereka berbarengan seperti itu artinya tidak senang dengan saya. Di kamar asrama pun saya melihat bayangan mereka di jendela. Di kamar asrama atas barat anak anak masih belum pada tidur jadi saya hendak tidur di kamar mereka dan dengan senang hati mereka mengizinkan saya. Salah satu dari mereka bertanya kenapa saya ke kamar asrama, saya pun keceplosan karena genderuwonya marah mereka pun tertawa dan memaklumi karena mereka memang tahu kalo saya bisa melihat 'mereka'. Kami pun berbincang bincang sesaat sampai akhirnya tertidur.

Setelah malam itu, saya jarang tidur di kamar dapur karena saya merasa terusik sekali dengan sosok Genderuwo itu. Selang beberapa hari saya pun disuruh pengurus untuk pindah ke kamar timur bersama teman teman seangkatan saya. Ok, berarti mereka memang sedang menguji saya dengan hal ini. Dan saya mungkin lulus tes walaupun sedikit tidak nyaman, jika mereka jadi saya pasti akan merasa tidak nyaman sama sekali. Saya mencoba bersabar, walaupun saya sudah pindah ke kamar yang isinya anak seangkatan saya tapi gangguan masih terus datang bukan dari sang Genderuwo tapi banyak lagi, ceritanya...... akan saya share di artikel mendatang ok hehe.

Sekian cerita yang tidak seram ini saya sampaikan. Mungkin dikit dulu ya, entar nyambung lagi karena masih banyak cerita menyeramkan walaupun lucu dan tak seram seram amat. Semoga kalian terhibur membaca curhatan saya di cerita ini hehe. Sekedar info, setiap ruangan memiliki penghuni sendiri sendiri dan menjadi wilayah mereka sendiri sendiri jadi jika ada penghuni wilayah lain masuk kedalam wilayah mereka pasti akan diusir begitu juga dengan Genderuwo itu tidak mampu ke dalam kamar karena bukan wilayahnya. Akhir kata, 'mereka' memang ada disekitar kita dan kadang tidak suka dengan kita yang 'berbeda'. Septino Wibowo