Cerita Lantai 2 Gedung Lama Part 1

Halo guys, kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman mistis saya waktu sekolah dulu. Pengalaman dimana saya simpan rapat dan tidak banyak orang yang mengetahuinya. Sebenarnya saya yakin ada banyak anak anak seangkatan atau adek kelas saya yang mempunyai pengalaman yang sama seperti saya walaupun tidak bisa melihat 'mereka'.
Septino Wibowo
Pengalaman ini pertama kali saya dapat di sekolah saya, karena sebelumnya saya tidak pernah mendapatkan pengalaman ekstrim seperti ini. Dari awal saya mendaftar sekolah, sampai mengikuti MOS dan juga kegiatan penerimaan siswa siswi baru hal yang paling menakutkan bagi saya adalah ketika saya ujian menjadi bantara. Memang saya tidak menunjukkan ekspresi ketakutan karena seperti biasa yang saya gunakan adalah kepribadian yang humoris dan menyenangkan juga konyol. Tapi dibalik itu saya merasa tidak nyaman dengan lokasi dan tempat yang digunakan.

Cerita dimulai,
Kembali ke 2012
Saya tidak terlalu ingat tanggalnya mungkin bulan agustus atau september. Saya memang suka mengikuti kegiatan sekolah, karena hal itu bisa memperingan beban saya karena 'mereka' yang sering menganggu saya di kelas. Ketika guru BK bertanya kepada para siswa siswi TKJ hanya beberapa siswa saja yang mengacungkan tangan dan hanya satu wanita yang mengacungkan tangannya yaitu Tri Ayu. Para wanita lainnya? Entah apa alasan mereka tidak mau tapi saya juga tidak menyarankan mereka untuk ikut jika memang tidak mau. Guru BK terlihat kesal karena hanya satu anak perempuan yang mau ikut tapi yang lainnya tidak. Akhirnya guru BK pun memutuskan untuk mengikut sertakan semua anak perempuan TKJ tanpa terkecuali.

Di Jurusan lain yaitu TKR tentu saja banyak anak yang ikut serta dan mereka juga anggota organisasi sekolah juga, jadi otomatis saya juga kenal sebagian besar dari mereka karena saya juga ikut organisasi sekolah. Setelah beberapa minggu kami dibekali dan dibedakan dengan pramuka anak lain kami akhirnya diberitahu jadwal pelantikan bantara. Saya sendiri sangat senang sebelum tahu lokasinya ternyata di sekolah sendiri. Setelah pemberitahuan jadwal dan apa saja yang harus dibawa kami pun dipulangkan.

Di hari H, saya berangkat bersama anak panti lainnya. Setelah sampai kami pun menuju lapangan. Disana sudah ada banyak kakak kakak laksana dan juga beberapa kakak kakak kelas tiga. Mungkin untuk membantu melancarkan acara pelantikkan atau sekedar menjadi penonton. Setelah itu kami pun mengikuti berbagai acara hingga sampai akhirnya malam tiba. Para 'penghuni' sudah berdatangan. Saya mencoba mengabaikan keberadaan mereka yang berwujud mengerikan. Saya hanya duduk duduk di tenda dan mengobrol dengan yang lainnya sampai waktunya untuk pengambilan bet bantara yaitu uji nyali. Saya memang tahu jika ada beberapa kakak laksana dan juga pembimbing akan menakut nakuti dan saya tidak takut dengan mereka, tapi saya lebih memikirkan reaksi sosok sosok disekitar mereka yang mungkin terganggu.

Ketika nama satu persatu dipanggil teman teman saya mulai ditakut takuti oleh kakak laksana dengan bercerita berbagai macam hal. Saya tidak tahu yang diceritakan itu benar adanya atau hanya mengarang untuk membuat adik kelasnya parno untuk keatas gedung. Saya hanya mendengarkan dan pikiran saya melayang kemana mana. Saya memperhatikan kakak laksana yang bercerita yang mungkin dia tidak tahu ada 3 sosok yang tidak utuh sedang memperhatikannya dibelakangnya. 3 sosok itu tidak terlalu saya lihat karena saya tidak mau mereka tahu kalo saya melihat 'mereka' tapi sayang mungkin aura saya yang berbeda membuat mereka menghampiri saya. Saya mencoba bersikap biasa seperti yang lainnya. Sosok itu memperhatikan saya seperti bingung kemudian berlalu menembus raga saya dan membuat saya merinding.

Karena waktu itu saya belum bisa mengeluarkan lingkaran pelindung saya masa bodoh dengan apa yang terjadi pada teman teman saya jika kerasukan atau semacamnya karena saya juga tidak bisa membantu apa apa. Saya hanya bisa berdoa supaya semuanya baik baik saja. Ada kejadian lucu sebenarnya ketika teman saya yang paling unik yaitu Sendi anak perempuan yang penakut dan cerewet dipanggil namanya. Dia mulai keatas gedung dan ditakut takuti oleh kakak laksana atau mungkin kelas tiga yang berpura pura menjadi pocong. Sendi yang ketakutan pun berteriak sangat keras sampai kami semua yang berada dibawah cekikikan mendengarnya karena dia berteriak bukan hanya sekali tapi berkali kali. Dia bercerita bahwa ditakut takuti pocong oleh kakak kelas tiga dan naik turun tangga sambil berteriak. Dengan ukuran badannya yang mungil membuat kesan lucu menempel padanya ketika membayangkan dia sedang ditakut takuti seperti itu.

Ada beberapa anak perempuan lainnya juga yang berteriak tapi saya tidak terlalu ingat karena yang paling menonjol adalah kekocakan sendi. Meninggal cerita tentang sendi, sekarang giliran saya yang dipanggil. Melewati beberapa kakak laksana dan diberikan beberapa masukan saya mulai naik anak tangga keatas. sosok anak kecil menyambut saya di pojok anak tangga. Saya pun mengabaikannya dan terus naik menuju lantai 2 yang katanya merupakan gedung lama atau gedung pertama. Tidak ada sosok yang menganggu saya, mereka cuma memperhatikan saya dan lalu lalang seperti jalan tol sedangkan saya sudah melihat para kakak laksana yang bersembunyi di kegelapan. Saya pun sedikit tenang karena ada yang menemani, tapi entah kenapa pola pikir yang lainnya justru takut? padahal mereka menakut nakuti justru menambah jumlah orang agar ramai.

Entahlah saya masih bingung dengan pola pikir mereka yang takut ditakut takuti tapi saya berjalan dengan santai dan ketika saya menengok keatas dan ada seperti peralatan masak yang dijatuhkan saya melihat sosok aneh dibelakang bapak pembina. Saya tidak kaget dan takut dengan suara jatuhan itu untuk menakut nakuti saya tapi dengan sosok aneh itu saya heran kenapa dia ada dibelakang sana dan di ruangan kepala sekolah sosok hitam berada dijendela menatap saya. Saya pun langsung menaiki anak tangga menuju lantai tiga. Saya disambut dengan keberadaan sosok wanita tua dijendela ruang guru. Saya sedikit pusing dan langsung saja mencari keberadaan bet tersebut.

Saya pun masuk ke ruangan pertama dan mencari bet bantara di lantai pojok pojok ruangan yang sudah diisi. Tiba tiba ada kakak laksana yang ketakutan mengagetkan saya dari belakang. Saya bilang udah gak ada apa apa karena saya sebelumnya tidak tahu kalo itu kakak laksana dan menganggap dia teman sekelas saya. Setelah berbalik badan ternyata kakak laksana yang ketakutan entah kenapa. Akhirnya beberapa saat saya menemukan bet bantara dan segera turun. Di perjalanan turun tidak ada sosok yang berarti menganggu saya tapi saya masih berpikir sosok aneh di lantai 2.

Selesai acara uji nyali pengambilan bet bantara kami pun mengikuti acara penutupan. Bukan kisah yang seram bukan? hanya beberapa hal tentang yang saya simpan dan ceritakan. Terus gabian paling seram dimana? Jangan bingung dulu, karena masih ada part selanjutnya yang membahas Astral Projection saya di Sekolah dan juga perlawanan saya melawan jin yang mencoba masuk kedalam diri saya. Semuanya akan saya bahas di part selanjutnya.

Ya mungkin cukup sekian dulu pembahasannya, tunggu part selanjutnya ya. Kalo kalian ingin tahu lebih cepat ketika saya sudah update artikel, kalian bisa berlangganan artikel dengan memasukkan email kalian di bawah. Scroll aja kebawah nanti ada tulisan berlangganan artikel via email. Ok akhir kata, 'mereka' ada dan selalu memperhatikan kita. Septino Wibowo