Pengalaman Mistis Di Puncak Gunung Argopuro, Lasem, Rembang Part 1

Halo guys, apa kabar kalian? Smoga dalam keadaan baik dan selalu dalam lindunganNya. Kali ini saya akan membahas tentang muncak lagi tapi kali ini murni tentang muncak bareng sahabat sahabat saya tapi tetep ada horrornya. Kalo dulu saya pernah bahas horrornya Gunung Kawi, sekarang saya akan membahas tentang indahnya Gunung Argopuro Lasem, Rembang. Bukan hanya indah tapi juga serem ya karena gk ada gunung tanpa setan yang gak serem haha.
Septino Wibowo
Ok kita bahas disini langsung ya karena ada dua cerita, ya karena saya dua kali naik ke puncak gunung ini dengan dua kelompok yang berbeda tapi di artikel yang berbeda ya yang artikel ini part 1 dengan kelompok teman sekelas saya yang part 2 nya di artikel selanjutnya dengan para sahabat saya masih di tahun yang sama.

Juni, 2015
Saya bersama teman teman saya ditambah pacar teman saya yah sekarang udah mantan sih ahaha, jadi total delapan orang, tiga cewek dan lima cowok. Kami berangkat seingat saya hari sabtu malam minggu, semuanya sudah dipersiapkan walaupun ada sedikit kendala dan agak molor waktunya. Kami berkumpul di rumah teman saya yang bernama Nadya, Saya dan teman saya Nur Hadi sudah sampai di rumah Nadya lebih dulu. Ada teman saya yang paling kecil 'ukurannya' Sendi disana. Sementara teman saya Ja'far Sodiq, Davit, dan Winarto masih di perjalanan.

Berangkat,
Ketika semua sudah sampai di rumah Nadya dan rencana sudah klik kami pun berangkat berboncengan. Lokasinya memang lumayan jauh dan kami menempuh waktu kira kira hampir satu jam lebih untuk sampai ke tempat penitipan motor gunung Argopuro. Setelah menitipkan motor kami pun berangkat bersama, dari yang saya lihat ternyata di perdesaannya saja sudah memiliki aura yang berbeda, banyak ladang yang sepi dan 'mereka' bukanlah sosok sosok yang baik. Teman saya Davit yang saya lihat juga memiliki penjaga entah darimana dan saya hanya diam dan tidak membahasnya sama sekali waktu itu. Kemudian saya sudah siap siap menyuruh lima penjaga saya untuk melingkari teman teman saya agar selamat selama perjalanan.

Genderuwo Penjaga Gunung,
Pandangan saya mulai terganggu saat ada sosok yang memiliki taring panjang dan bergerak cepat, sosok seperti kera tapi juga memiliki jubah hitam memandang saya seperti mengancam. Saya yang waktu itu tidak terlalu memperhatikan pun mengabaikannya dan terus berjalan dengan teman teman saya. Dalam pikir saya pun mulai muncul sesuatu bahwa mungkin 'mereka' yang melihat saya dan Davit merupakan ancaman bagi 'mereka'. Setelah itu pun saya ingat kata kakak saya untuk membuat jejak putih agar teman teman saya tidak diusik oleh 'mereka'. Saya pun berjalan lebih dulu dan sambil agak berlari dan meminjam sedikit kekuatan yang 'tersimpan'. Saya pun jauh diatas jarak dari teman teman saya yang berjalan santai dan sempat membuat saya jengkel karena terlalu lama.

Lebih lagi teman saya yang berbadan subur Sodiq berhenti sebentar dalam beberapa jarak langkah saja haha mungkin karena perubahan suhu dan ketinggian jadi saya maklum. Saya pun tak pikir panjang dan terus naik duluan dan bertemu beberapa pendaki lainnya. Sampai akhirnya saya pun kehabisan 'kekuatan' dari satu portal saya dan masih tersisa beberapa lagi. Saya pun menunggu mereka dan munculah teman saya Winarto dan Nur Hadi yang bilang bahwa yang lainnya masih dibelakang jadi kami istirahat sebentar. Winarto pun sholat ashar di dataran yang agak datar dengan tayamum kemudian saya menyusul. Sosok itu mulai muncul lagi, saya sempat mendapatkan bisikannya tapi tidak jelas. Saya bersama dua teman saya pun melanjutkan perjalanan tapi tetap saja harus saya yang lebih dulu karena sosok itu masih mengikuti kami. Saya pun meninggalkan mereka lagi dan terus mendaki lebih tinggi jauh sekali jaraknya dari mereka sampai akhirnya saya pun bertemu satu kelompok yang rupanya sudah sering mendaki. Saya pun beristirahat sebentar bersama mereka.

Saya pun ditawari beberapa makanan dan air putih, lumayan lah gratis menghemat amunisi hehe. Entah berapa lama saya menunggu teman teman saya sampai matahari hampir hilang mereka belum sampai juga. Kelompok pendaki itu rupanya membahas supranarutal juga dan beberapa tempat disini yang dapat untuk mendapatkan beberapa kodam dll. Saya pun hanya mendengarkan saja sampai akhirnya teman teman saya sudah terlihat dan kami pun menuju puncak gunung yang jaraknya sangat dekat bersama sama. Alhamdulillah mereka semua aman bersama empat penjaga saya.

Kami pun berpoto poto sebentar dan mendirikan tenda yang ternyata hanya muat untuk dua atau tiga orang saja hadeh. Dan juga, kami tidak kebagian tempat. Jadi kami berkemah ditengah tengah karena rupanya malam minggu merupakan hari favorit bagi pendaki untuk berkemah di puncak gunung ini. Setelah itu saya bersama bersama Davit pun mencari kayu bakar yang saya yakin susah terbakar haha karena suhu dan tempat yang tidak biasa ini. Setelah sudah terkumpul kami pun menyalakannya dengan susah payah yang akhirnya menyala dengan bantuan spertus.

Hawa dan aura di sekitar sini entah kenapa tidak terlalu mengancam tapi juga tidak sepenuhnya aman. Hanya saja pandangan saya tertuju kepada mbak kunti yang sedang nongkrong di pohon pohon rindang sekitar. Beberapa anak kecil yang bentuknya tidak seperti manusia lebih ke tuyul atau apalah gak paham berkeliaran dan juga makhluk aneh lainnya yang tidak bisa saya sebut satu oer satu. Ketika kayu bakar usah mulai habis, saya dan Davit pun mencari kayu bakar lagi dibawah. Ada beberapa ranting pohon dan sosok itu muncul lagi. Saya pun mengabaikannya dan mengalihkannya dengan mengobrol sedikit dengan teman saya. Beberapa sosok aneh dan wajahnya hemm ngeri dah mbak wewe juga hadir membuat saya tidak nyaman, kami pun akhirnya kembali keatas lagi. Kemudian kami memasak mie instan bergantian ada juga ketela bakar.

Suasana tiba tiba indah dengan taburan bintang yang tak terhitung jumlahnya. Kami pun menghabiskan malam dengan santai, bercerita banyak hal serta kedinginan karena tidak tidur di tenda melainkan diluar itu pun tidak sepenuhnya tidur karena semalaman begadang. Sesuatu berbisik lagi entah kenapa kepala saya mulai pusing dan nyut nyutan. Saya pun tertidur, setelah bangun dan sudah muncul sunrise kami pun menurunkan tenda dan berkemas kemas untuk turun. Ada sesuatu yang sangat mengganggu saya yaitu sosok itu yang dari awal terus saja mengikuti dan energi saya tiba tiba seperti terkuras habis dan agak lemas serta pusing yang tidak karuan.

Penjaga saya bilang bahwa 'penyimpanan' saya sudah hampir habis dan saya tidak bisa melingkari teman teman saya sepenuhnya karena saya susah untuk fokus berjalan. Kami pun turun gunung bersama kelompok pendaki yang nongkrong bareng saya kemaren saat menunggu teman teman saya sampai puncak. Mereka adalah orang orang baik, dan kami bersama sama turun gunung walaupun rasanya tenaga saya menghilang tiba tiba dan para penjaga saya juga tidak bisa berbuat apa apa. Saya pun pasrah dan berharap semoga perjalanan ini baik baik saja dan selamat.

Di tengah perjalanan saya sempat hampir terperosot dan jatuh ke jurang karena langkah saya yang tidak stabil. Mungkin 'penyimpanan' saya sudah habis dan harus menggunakan tenaga biasa dan tidak bisa membuat lingkaran lagi di sekitar teman saya. Saat hendak sampai ternyata jalannya mau kita lalui longsor jadi kita harus putar arah untuk pulang. Jalan yang dilalui pun lumayan buruk dan jauh, dengan kondisi saya yang tidak stabil rasanya sangatlah berat dan terus saja sering hampir terjatuh dan terperosot, untungnya ada kelompok pendaki itu yang selalu membantu saya. Setelah beberapa jam perjalanan kami pun sampai di mata air, kami pun membasuh wajah dan sedikit minum.

Hal ini membantu menyadarkan saya sedikit demi sedikit. Kami pun beristirahat sebentar, saya terus saja melihat sosok itu dan saya bingung kenapa dia mengikuti kami dan ternyata dia adalah milik penduduk desa. Sosok itu berbisik kata kata yang sulit saya mengerti sampai akhirnya menghilang setelah pemiliknya datang dan pemiliknya itu menunjukkan jalan kepada kami arah pulang. Kami pun melanjutkan perjalanan dan berakhir di penitipan motor. Ada beberapa anak pecinta alam dari universitas lokal (Rembang) yang hendak mendaki juga. Mereka sangat banyak dan mayoritas perempuan. Dan ternyata ada beberapa di antara mereka yang juga memberi lingkaran kepada semua anggota agar selamat. Kami pun akhirnya pulang dengan selamat bersama sama.











Note: Lingkaran pelindung dari para penjaga tidak akan bertahan lama, 'Penyimpanan' saya ternyata tiba tiba habis karena terlalu banyak diserap oleh para 'penghuni' puncak gunung, teman saya Davit mendapatkan sesuatu entah apa itu yang jelas bukan barang yang baik untuk disimpan. Cerita diatas masih ada banyak detail tentang makhluk apa saja yang saya lihat dan sempat menempel di beberapa teman saya, tapi alangkah lebih baik jika tidak saya ceritakan karena merupakan hal yang tidak baik untuk diceritakan dan saya tidak mau menakut nakuti teman teman saya jika mereka membaca artikel ini.
 Ok guys, itulah secuil pengalaman yang bisa saya ceritakan kepada kalian karena jika saya ceritakan dengan sangat detail pasti akan membuat kalian bosan membacanya karena terlalu panjang dan akan semakin horor haha. Maaf gambar tidak sepenuhnya bagus karena memang saat itu minim amunisi hehe. Next story pasti bakal update dengan gambar yang bagus kalo bisa bersama sosok sosok aneh juga yang tidak sengaja tertangkap kamera hehe. Semoga cerita ini bisa menghibur kalian dan bisa menambah referensi tempat wisata dan gunung yang rekomen buat kalian daki.

Ingat!! Jangan sekali kali menantang 'mereka' karena setiap gunung ada penjaganya dan mereka bukan jin biasa. Datanglah seperti tamu yang bertamu di rumah orang dan pulang dengan kesan baik. Akhir kata, 'mereka' ada disekitar kita. Septino Wibowo